Sabtu, 30 Juni 2012

Gedung KPK dan Kontra-Intelijen Koruptor

Gedung KPK dan Kontra-Intelijen Koruptor
Ridlwan ; Wartawan Jawa Pos,
Mahasiswa S-2 Kajian Intelijen Stratejik (Intelstrat) Universitas Indonesia
JAWA POS, 29 Juni 2012


INILAH bintang yang tak membawa terang bagi KPK, tapi malah menimbulkan geram. Yakni, tanda bintang dalam usul pengajuan gedung baru Komisi Pemberantasan Korupsi yang belum juga dihilangkan oleh Komisi III DPR. Padahal, usul tersebut sudah diajukan sejak 2008, era Antasari Azhar. Dana dari negara dan pemerintah oke, tapi DPR masih ragu. Pembahasan diulur hingga 3 Juli nanti.

Tak pelak, itu menimbulkan kegeraman warga yang antikorupsi. Pedagang kaki lima berkumpul dan menyumbang sejuta. LSM seperti ICW siap melakukan gerakan saweran nasional. Menteri BUMN Dahlan Iskan memberikan enam bulan gajinya yang memang selama ini tak pernah diambil. Mensos Salim Al Jufri dari PKS ikut siap menyumbang meskipun partainya di DPR ikut "membintangi" pos gedung KPK.

Gedung yang sekarang dipakai KPK di Kuningan itu sudah ada sejak 1981. Itu berarti sudah 31 tahun. Tepatnya dipakai KPK sejak 17 Agustus 2007. Karena tak muat, pegawai KPK juga memakai gedung Upindo atau sebelah atas ruang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.

Gedung itu secara tata arsitektur hanya layak dihuni oleh 400 orang. Padahal, saat ini pegawai KPK mencapai 700 orang. Belum lagi pengamanan dokumen dan bahan penyelidikan yang sangat sensitif dan membutuhkan ruangan khusus.  

Sampai-sampai Juru Bicara KPK Johan Budi menyebut kantornya seperti warnet dengan bilik-bilik yang sangat sempit. Terbayang, ketidaknyamanan yang dialami oleh para ujung tombak antikorupsi itu.

KPK memang sejak lama diserang dan dihalang-halangi oleh pihak-pihak yang prokoruptor. Dari segala sisi. Secara terbuka, salah seorang pimpinan KPK Busyro Muqoddas menceritakan soal SMS yang membuat kita bisa muntab.

Di depan almamaternya di Fakultas Hukum UII Busyro cerita bahwa sesaat setelah dia mengumumkan seorang anggota DPR jadi tersangka, HP-nya menerima SMS. Isi SMS dari politikus itu menyebut anggota KPK lebih rendah derajatnya daripada anjing. Sebab, anjing masih patuh pada tuannya yang memberi makan. Astaghfirullah, SMS yang sungguh keji dan mungkar. Dokumentasi cerita Pak Busyro di depan budayawan Emha Ainun Nadjib itu hingga kini masih bisa diakses di youtube.

Koruptor sekarang memang terkesan makin canggih dan berlagak. Mereka bahkan tak canggung lagi berpose dengan nyaman di depan kamera. Seakan-akan sudah putus atau tidak ada lagi urat malunya. Setelah tak punya malu, orang memang bisa berbuat semaunya, betapapun orang mual karenanya.

Koruptor kelas paus juga punya resources yang tak terbatas. Untuk menghalangi upaya penangkapan, mereka bisa menyewa pengacara-pengacara "hebat" yang siap melayani pembelaan teknis dan nonteknis hukum. Untuk menghindari deteksi penyidik KPK, koruptor juga bisa menyewa profesional di bidang intelijen untuk melakukan aksi kontraintelijen.

Ilmu intelijen sendiri adalah netral. Doktrin dalam dunia mata-mata, seorang intel bekerja untuk user. Dalam terminologi dunia klandestin, intel yang bekerja untuk user jahat lazim disebut black intelligent atau intel hitam.

Mereka bekerja dengan rapi. Mencari akses ke informasi supersensitif. Termasuk merekrut informan-informan. Wartawan yang lazim meliput di gedung KPK tentu tahu, ada banyak pintu masuk ke KPK. Penjual lontong sayur atau pedagang ketoprak bahkan bisa masuk ke dalam ruang tengah lewat pintu samping yang kadang tak dijaga.

Gedung yang sekarang juga sangat rawan dengan penyadapan. Jarak gedung dengan jalan raya amat dekat, tak lebih dari 30 meter. Suara demonstran dengan speaker 10 ribu watt (bukan yang terkeras) saja pasti terdengar jelas dari ruang pimpinan di lantai 8.

Apalagi alat sadap canggih buatan Israel dijual bebas di Singapura dan gampang dimasukkan ke Indonesia. Salah satu alat itu, misalnya, berbentuk seperti pistol laser yang bisa mentransmisikan suara di gedung lain dalam jarak 500 meter dengan syarat berbentuk garis lurus tanpa halangan. Artinya, misalnya ada black intelligent yang menggunakannya di lantai 8 gedung Kindo depan gedung KPK, blass, rapat-rapat rahasia bisa terdengar dengan clear.

Karena itu, koordinasi kerja dan kenyamanan kerja bagi intelijen dan penyidik KPK mutlak hukumnya. KPK yang bekerja untuk kemajuan negara tentu sangat layak diberi gedung baru. Bahkan, mestinya diberi perangkat canggih agar bisa menangkal "kecanggihan" langkah licik koruptor.

Akal sehat kita terganggu dengan logika DPR yang merestui sekretariat jenderal mengganti toilet dengan harga miliaran dan renovasi rumah-rumah dinas anggota dewan, tapi menolak gedung baru untuk KPK; lembaga harapan rakyat. Atau memang jangan-jangan akal sehat anggota DPR sudah teracuni logika koruptor yang jauh lebih jahat daripada teroris itu? ●

Tidak ada komentar:

Posting Komentar