Selasa, 28 Agustus 2012

Menggarap Potensi Perempuan


Menggarap Potensi Perempuan
Siti Muyassarotul Hafidzoh ;  Ibu Rumah Tangga,
Peneliti pada Program Pasca Sarjana UNY
SUARA KARYA, 27 Agustus 2012


Pembelajaran kecakapan hidup (life skill) sangat krusial makna dan perannya dalam pemberdayaan masyarakat, khususnya bagi kaum perempuan. Dengan bekal kecakapan hidup, perempuan akan mempunyai potensi yang bisa dikembangkan dan diberdayakan. Dengan pengembangan potensi itulah, kaum perempuan akan mendapatkan beragam peluang yang bisa diambil untuk bersaing dalam kompetisi kehidupan.

Pemberdayaan perempuan melalui kecakapan hidup sudah saatnya dikukuhkan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu (2011) pernah menyatakan bahwa dari potensi produk domestik bruto (PDB) dunia yang mencapai 60 triliun dolar AS, perempuan dapat berkontribusi sekitar 10 triliun dolar AS. Mantan Menteri Perdagangan RI ini mencontohkan ketika perempuan dikasih modal Rp100 ribu, bisa dipastikan bahwa ia akan menggunakan 90 persen untuk pengelolaan rumah tangga. Namun, jika Rp100 ribu ini dikasih ke laki-laki, pasti akan digunakan untuk kepentingan sendiri.

Oleh karenanya, lanjut Mari Elka, potensi ekonomi kreatif dalam diri perempuaan harus digarap secara serius. Presiden Direktur BNI Gatot Suwondo (2011) menilai bahwa perempuan mendapat kesempatan bisa kredit pasti akan memanfaatkannya dengan baik daripada harus membayar lunas. Selain itu, perempuan juga terkenal paling rajin membayar kredit. Ini bukti, lanjut Gatot, bahwa perempuan merupakan aset SDM yang sangat berharga. Peningkatan kualitas hidup bagi kaum perempuan merupakan keniscayaan untuk memberdayakan potensi besar yang melekat dalam diri perempuan.

Pembelajaran kecakapan hidup menjadi media sangat strategis dalam upaya pemberdayaan kaum perempuan. Banyak pendapat dan literatur mengemukakan bahwa pengertian kecakapan hidup bukan sekedar keterampilan untuk bekerja (vokasional) tetapi memiliki makna yang lebih luas.

WHO (1997) mendefinisikan kecakapan hidup sebagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tanangan dalam kehidupan secara lebih efektif. Kecakapan di sini mencakup lima jenis, yaitu: (1) mengenal diri, (2) berpikir, (3) sosial, (4) akademik, dan (5) kejuruan. Jadi, kecakapan hidup merupakan kecakapan-kecakapan yang secara praksis dapat membekali perempuan dalam mengatasi berbagai macam persoalan hidup dan kehidupan. Kecakapan itu menyangkut aspek pengetahuan, sikap termasuk fisik dan mental, serta kecakapan mengelola kreativitas menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan.

Meningkatkan mutu pembelajaran kecakapan hidup bagi perempuan perlu dilandasi prinsip belajar untuk memahami sesuatu (learning to know), mengerjakan sesuatu (learning to do), menjadi diri sendiri/ mandiri (learning to be), dan hidup bersama masyarakat (learning to live together). Model peningkatan ini merupakan upaya menjadikan perempuan semakin berdaya diri, sehingga bisa memberikan kontribusi besar bagi kehidupan.

Berangkat dari sini, pembelajaran kecakapan hidup dapat diprogramkan bagi perempuan di Indonesia. Kaum perempuan mempunyai peran besar dalam pengembangan industri kreatif. Usaha mikro banyak diminati oleh perempuan dengan pertimbangan bahwa usaha ini dapat menopang kehidupan rumah tangga dan dapat memenuhi kebutuhan pengembangan diri. (Sumampouw, 2000)

Meskipun sulit untuk memisahkan peran perempuan dan laki-laki dalam usaha mikro, dan belum ada angka pasti mengenai tingkat keterlibatan perempuan dalam usaha mikro, diperkirakan porsinya cukup besar dan sebanding dengan porsi perempuan dalam usaha kecil, yaitu sekitar 40%. (Kementerian Pemberdayaan Perempuan: 2011)

Kiprah perempuan dalam perekonomian keluarga dan nasional menjadi salah satu bagian penting dalam pembangunan secara keseluruhan. Seiring dengan bertambahnya pendapatan perempuan atau akses perempuan terhadap sumber-sumber daya ekonomi melalui usaha ini, maka kemampuan dan kesempatan mereka bernegosiasi dalam rumah tangga pun meningkat. Posisi tawar mereka berubah dan pendapat mereka mulai diperhitungkan dalam setiap proses pengambilan keputusan dalam rumah tangga.

Menggerakkan potensi kreatif kaum perempuan sangat penting, karena potensi kecakapan hidup yang akan dikembangkan memiliki prospek yang cerah dalam industri kreatif, yakni kekayaan budaya yang dimiliki masyarakat. Dengan warisan budaya melalui seni dan karya kreatif merupakan cara penting untuk membangun modal ekonomi dan budaya dari waktu ke waktu.

Indonesia kaya dengan budaya, setiap daerah mempunyai kekayaan budaya yang khas. Ini potensi yang sangat besar. Makanya, pemerintah bersama masyarakat dan kaum perempuan harus bergerak bersama 'menjemput bola', sehingga potensi kreatif budaya bangsa bisa dikelola dengan baik, sementara perempuan bisa menjadi aktor penting di dalamnya.

Di sinilah pentingnya melakukan pembelajaran kecakapan hidup yang berpotensi untuk pemberdayaan perempuan. Pemberdayaan perempuan ini menjadi agenda serius masyarakat, sehingga kaum perempuan mampu berperan dalam sebagai salah satu penyangga (buffer) dan katup pengaman (safety valve) dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, serta menyediakan alternatif lapangan pekerjaan bagi para pekerja sektor non-formal di tengah masa transisi menuju konsolidasi ekonomi Indonesia.

Ini bukan berarti perempuan mengambil-alih peranan suami dalam fungsi ekonomi keluarga, melainkan perempuan menjadi penguat suami untuk menstabilkan ekonomi keluarga, sehingga suami tidak harus terkuras tenaganya. Kalau suami dan istri saling sinergi, maka keluarga bisa harmonis dan bahagia. Di sinilah kerja sama sangat penting, sehingga perempuan menjadi sosok yang memberikan manfaat dan berkah bagi keluarganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar