Sabtu, 03 November 2012

Rusia dan ASEM


Rusia dan ASEM
Dmitry Medvedev, Perdana Menteri Rusia
KOMPAS, 03 November 2012
  

Beberapa hari lagi di Vientiane, Laos, akan berlangsung pertemuan para pemimpin negara dan pemerintahan dalam rangka Asia- Europe Meeting (ASEM).
Sangat beralasan forum ini disebut unik. Sejak 1996 forum ini menyatukan negara Eropa, Asia Selatan, dan kawasan Pasifik. ASEM merupakan panggung untuk mencari jawaban atas tantangan dunia yang berubah pesat. Pada satu sisi, situasi sekarang menunjukkan bahwa globalisasi kian meningkatkan saling ketergantungan. Dari sisi lain, regionalisasi meningkatkan peran kawasan-kawasan yang perkembangannya paling intensif.
Karena keanekaragaman geografis, kebudayaan, dan potensi ekonomi, Rusia jadi mata rantai penting dalam proses ini. Bergabungnya Rusia dengan ASEM pada 2010 punya arti penting bukan hanya untuk Rusia dan organisasi ini, melainkan seluruh jaringan hubungan internasional. Langkah ini dapat mengikat dua pusat ekonomi dan kebijakan internasional yang sangat berpengaruh. Itu sebabnya Rusia disebut negara Eropa-Asia atau negara Eropa-Pasifik.
Semakin nyata bahwa untuk perkembangan global yang stabil perlu integrasi sistem persatuan regional yang saling terhubung, tetapi berkembang secara mandiri. Di Eropa Barat, mekanisme integrasi utama adalah Uni Eropa (UE). Meski mengalami berbagai kesulitan, UE tetap penggerak perkembangan ekonomi dunia lama. Perdagangan Rusia dengan UE mencapai 50 persen dari perdagangan luar negeri Rusia.
Di Asia terdapat beberapa forum multilateral, termasuk APEC, di mana tahun ini Rusia menjadi tuan rumah pertemuan puncak (KTT)-nya. Selama KTT di Vladivostok, prakarsa Rusia disambut hangat, antara lain, prakarsa mengenai keamanan pangan, perkembangan bidang pertanian, kebijakan menyangkut pencurian ikan. Hal yang diutamakan selama KTT adalah pembentukan saluran transportasi alternatif. Selain itu, membangun pusat penanganan situasi krisis dan penyatuan pusat-pusat ini ke dalam jaringan yang menyatu.
Kerja Sama Regional
Rusia bekerja sama secara aktif dengan ASEAN dalam kerangka forum regional. Rusia sangat tertarik mengembangkan lebih lanjut hubungan perdagangan dan ekonomi dengan ASEAN, serta meluncurkan proyek baru bersama, khususnya, dalam bidang teknologi tinggi. Rusia bersama mitranya dari Belarus dan Kazakhstan saat ini berpartisipasi dalam proyek integrasi besar, yaitu pembentukan Uni Ekonomi Eurasia (UEE) berdasarkan Uni Kepabeanan dan Ruang Ekonomi Bersama pada 2015. Salah satu dari tugas terpenting UEE adalah membuka perekonomian nasional bagi kerja sama lebih erat dengan mitra serta menyusun syarat bagi terwujudnya ruang ekonomi bersama dari ujung barat Eropa hingga Samudra Pasifik.
Tujuan tersebut juga diutamakan dalam perjanjian tentang perdagangan bebas di Persemakmuran Negara-Negara Merdeka. Saya yakin, saat UEE mulai berfungsi penuh, kami dapat membuka hambatan yang menyulitkan pergerakan komoditas, modal, dan jasa di ruang Eurasia.
Untuk tahun dan dekade mendatang Rusia menghadapi tugas bersejarah: menjamin modernisasi ekonomi secara cepat atas dasar pembangunan daerah di Rusia yang harmonis, terutama kawasan Siberia dan Timur Jauh. Pertama, karena sebelumnya dana untuk pembangunan daerah itu kurang memadai. Kedua, dengan fokus perekonomian dunia kini bergeser ke timur, Rusia harus bergiat lebih aktif di kawasan Asia Pasifik sebagai pusat pertumbuhan ekonomi global yang menyumbang 55 persen PDB dunia dan hampir separuh volume perdagangan internasional.
Potensi Rusia besar, tetapi kurang dikembangkan. Rusia yang mencakup sepertiga wilayah Benua Eropa-Asia menawarkan peluang di bidang transportasi dan transit yang baik. Jaringan transpor Rusia sudah lumayan maju: jalur kereta api Trans-Siberia dan jalur kereta api Baikal-Amur, pelabuhan di semua laut, jaringan jalur udara dan bandar udara, menyediakan layanan transportasi sangat cepat untuk keperluan transportasi barang.
Modernisasi dan liberalisasi ekonomi dapat menjamin pertumbuhan volume transportasi transit, yaitu 15 persen lebih transportasi muatan umum, dalam jalur Eropa-Asia dan Eropa- Asia-Amerika. Jalur Trans-Siberia mampu mengangkut hingga 100 juta ton setahun dan itu jalan transportasi paling cepat. Kereta api kargo khusus yang melayani rute kota Nakhodka ke perbatasan Rusia di barat perlu waktu 9 hari dan sampai Eropa Barat transportasi ini dapat memakan waktu 2 minggu. Sementara transportasi dengan angkutan laut dari pelabuhan negara kawasan Asia Pasifik hingga Hamburg atau Antwerpen memakan waktu 35 hari.
Perspektif impresif dibuka untuk mengembangkan jalan Laut Utara yang dua kali lebih pendek dari rute yang ada sekarang dari Eropa ke Asia Timur lewat Samudra Hindia. Meski ada kesulitan dalam pemeliharaan rute ini, biaya transportasi lewat Laut Arktik 30 persen lebih rendah daripada lewat Samudra Hindia. Transportasi udara juga berperan penting.
Penggunaan ruang udara Rusia dan jaringan bandara di Siberia (yang ada kini dan yang akan dibangun) menguntungkan semua pihak karena lebih hemat memakai pesawat jarak menengah dengan fasilitas pengisian bahan bakar di kawasan Rusia. Ini terutama untuk penerbangan Eropa-Asia Timur.
Saya yakin ASEM adalah panggung berperspektif untuk mendiskusikan berbagai persoalan aktual seperti stabilitas perekonomian, teknologi baru, dan perubahan iklim. ASEM meliputi sejumlah negara yang ambisius dan berkembang pesat dan itu memungkinkan menentukan prioritas bukan hanya dalam perkembangan benua Eropa-Asia, melainkan seluruh dunia. Dalam dialog ini, seharusnya dilibatkan negara-negara dan kelompok-kelompok regional yang multilateral.
Rusia sudah lama siap bekerja sama di bidang itu. Pengalaman kami hidup bersama berdampingan dengan berbagai kebudayaan dan peradaban selama berabad-abad pasti berguna dalam mengembangkan dialog antarbudaya dalam rangka ASEM ataupun dalam pembentukan ruang ekonomi bersama dari Samudra Atlantik hingga Pasifik.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar