Sabtu, 26 Januari 2013

Kegaduhan dan Konsolidasi Demokrasi


Kegaduhan dan Konsolidasi Demokrasi
Saan Mustopa ;  Mahasiswa S-3 Jurusan Ilmu Politik, Universitas Indonesia dan 
Wakil Sekjen Partai Demokrat  
SINDO, 26 Januari 2013

  
Kegaduhan politik setelah tahun 2012 tampaknya tidak berhenti. Candaan seorang calon hakim agung, M Daming, mencuat setelah mengeluarkan statement “pemerkosa dan korban sama-sama menikmati” telah menuai protes di mana-mana.

Termasuk komentar keras dari kalangan politisi dan juga protes keras dari pihak keluarganya. Pernyataan yang keluar dari mulut seorang calon hakim agung tersebut amat tidak etis dan tidak bisa dibenarkan oleh logika dan asas kepatutan seorang calon hakim agung. Kegaduhan politik terus berlanjut setelah KPU menetapkan partai politik yang disahkan boleh berlaga dalam pemilu 2014 nanti adalah sepuluh partai politik. 

Sementara itu, partai politik yang tidak lolos segera menyiapkan bahan gugatan untuk menolak keputusan KPU tersebut. Bahkan, Ketua Dewan Syura Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra mengancam akan membawa penyelesaian sengketa ini ke pengadilan jika tidak diindahkan KPU. Kegaduhan politik tampaknya tidak akan mereda menjelang pileg dan pilpres 2014. 

Apalagi, agenda pileg terkait soal jumlah peserta pemilu dan penjaringan calon-calon legislator di setiap partai politik setidaknya akan menciptakan kegaduhan- kegaduhan internal yang bisa menjurus ke arah konflik politik. Penjaringan calon legislatif yang tidak transparan dan tidak menyerap semua aspirasi kepentingan akan berbuah konflik yang semakin tajam. 

Hal ini harus dihindari agar agenda-agenda politik bangsa seperti pileg dan pilpres tidak berbuah negatif, seperti terjadinya fragmentasi politik yang semakin membesar jarak dan konflik terbuka di antara seluruh elemen bangsa. Kegaduhan politik bukanlah ciri-ciri demokrasi. Demokrasi yang memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi partisipasi politik warga seyogianya tidak menjadi “panggung liar” di mana setiap orang atau elite kekuasaan bebas bermanuver demi kepentingan pribadi dan kelompoknya. 

Panggung demokrasi tetap ada aturan main yang menjadi guide bagi partisipasi publik yang teratur dan terbuka. Keteraturan akan membuat sinergi semua elemen bangsa menjadi positif. Sinergi positif ini amat penting ketimbang sinergi negatif, seperti saling menikam, saling menyerang, saling menelikung, dan saling menjatuhkan lawan-lawan politik yang hanya akan menciptakan ruang gaduh tak tentu arah dan tidak produktif. 

Konsolidasi Demokrasi 

Kegaduhan politik tidak mempunyai kontribusi terhadap penguatan dan konsolidasi demokrasi. Kegaduhan seperti disebutkan di atas hanya semakin memperlebar jarak komunikasi di antara seluruh elemen bangsa. Termasuk pula kegaduhan politik merusak tatanan hubungan komunikasi politik yang telah dibangun partai politik baik yang berada di lingkungan partai koalisi maupun di luar partai koalisi. 

Kegaduhan-kegaduhan yang bersumber dari para elite politik telah menambah buruk catatan masyarakat akan para pemimpinnya.Termasuk juga menambah besar rasa jenuh dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap partai politik. Apalagi,momen-momen politik saat ini seyogianya membutuhkan partisipasi aktif masyarakat sebagai legitimasi sistem demokrasi yang kita anut saat ini. 

Suka tidak suka terhadap partai politik saat ini,partai politik adalah wadah yang sah dan legitimate dalam merepresentatifkan perjuangan aspirasi masyarakat.Mengapa? Karena partai politik mempunyai perwakilan di lembaga perwakilan yang bisa mengeksekusi temuan-temuan di lapangan atau masukan-masukan dari berbagai kalangan sebagai embrio untuk dibuat berbagai keputusan. Dalam konteks konsolidasi demokrasi, kita harus memperkuat sistem kepartaian dan penguatan eksistensi partai di mata masyarakat. 

Semakin baik sistem kepartaian dan performacepartai yang baik di masyarakat akan meningkatkan rasa kesukaan dan kepercayaan masyarakat terhadap partai politik. Masalahnya adalah manakala banyak kejadian amoral dan tindak pidana kriminal dan kasus-kasus korupsi yang melibatkan para anggota legislatif yang berasal dari berbagai anggota partai politik, telah menimbulkan kekecewaan dan rasa tidak percaya masyarakat terhadap partai politik.

Oleh karena itu, perbaikan terus-menerus untuk meningkatkan performance partai politik seyogianya menjadi agenda mendesak yang harus menjadi program partai politik saat ini. Dalam sebuah Pertemuan Nasional Forum Politisi yang dulu dilakukan tahun 2005 (Konsolidasi Demokrasi, 2006), direkomendasikan enam perspektif pengembangan partai politik dan parlemen.

Keenam perspektif tersebut adalah perspektif keuangan partai, hubungan konstituen,rekrutmen anggota partai dan seleksi kandidat legislatif, pengembangan internal partai, peningkatan kinerja parlemen, serta resolusi konflik internal partai. Dari keenam perspektif tersebut, paling tidak ada empat di antaranya yang menjadi prioritas saat ini di dalam membenahi performancepartai politik. Pertama, keuangan partai. 

Pendanaan partai politik yang saat ini terjadi didominasi oleh sumbangan-sumbangan besar pihak luar bisa membuat kemandirian partai politik terganggu. Sudah saatnya partai politik mempunyai semacam dana abadi yang bisa menghidupi berbagai kegiatan rutin partai politik. Kedua, hubungan konstituen. Sudah menjadi rahasia umum jika kehadiran partai politik hanya muncul menjelang agenda berbagai pemilihan umum.

Kehadiran partai politik semestinya jauh lebih “terasa” berupa hadirnya berbagai kebijakan-kebijakan publik yang bermanfaat bagi masyarakat yang diperjuangkan oleh perwakilan-perwakilan partai politik,yaitu anggota fraksi setiap partai yang duduk di lembaga DPR/ DPRD propinsi atau kabupaten/kota. 

Oleh karena itu, kinerja dan performance serta kehadiran partai politik amat strategis diperlihatkan oleh sejauh mana partai politik bisa “mengendalikan” dan memaksa para anggota legislatif yang berasal dari partainya untuk meningkatkan kinerja dan keberpihakannya terhadap nasib rakyat. Ketiga, rekrutmen anggota dan seleksi kandidat legislatif.

Di tengah kecilnya kepercayaan masyarakat terhadap partai politik karena para anggota partai terkena berbagai kasus, maka soal rekrutmen anggota partai dan seleksi kandidat legislatif menjadi amat penting untuk diperhatikan. Adalah penting diperhatikan soal rekrutmen anggota tentang asal-muasal dan motivasi seseorang menjadi anggota partai politik. 

Sering kali terdapat kesan kuat di masyarakat bahwa kehadiran partai politik cenderung menjadi tempat yang nyaman bagi mereka yang sedang terjerat berbagai kasus.Padahal, seyogianya partai harus melihat rekam jejaknya serta melakukan investigasi atas motivasi dan rekam jejaknya ketika seseorang bermaksud menjadi anggota dan sekaligus mengajukan diri sebagai calon anggota legislatif. 

Lemahnya kaderisasi dan lemahnya keuangan partai membuat keputusan-keputusan partai terpaksa secara instan mengambil keputusan-keputusan yang cenderung menguntungkan bagi mereka yang secara materi duniawi telah siap bergabung dan terjun di partai politik. Keempat, peningkatan kinerja parlemen. Seiring sejalan dengan upaya perbaikan sumber rekrutmen para anggota partai dan bagaimana partai mempunyai daya tawar dalam mengendalikan dan meningkatkan kinerja para anggota parlemen, maka peran pengurus partai politik amat strategis.

Keputusan-keputusan yang bersifat strategis untuk menilai dan memacu serta meningkatkan performance para anggota dewan amat dibutuhkan, sehingga berbagai ekspektasi masyarakat dapat segera “dijawab”, karena pengurus partai politik mempunyai daya dobrak dan daya tawar yang tinggi di dalam mengendalikan dan meningkatkan kinerja para anggota legislatif. Keempat soal tersebut amat penting dan menjadi prioritas untuk senantiasa diperhatikan dengan kondisi dan kebutuhan saat ini.

Dengan demikian,perbaikan kondisi partai politik akan semakin membuat kehidupan demokrasi semakin berkualitas. Maka dengan sendirinya, konsolidasi demokrasi bisa tercipta dan tradisi demokrasi yang tidak gaduh akan menimbulkan harmoni dan lebih produktif. Lebih-lebih berbagai upaya perbaikan tersebut sejatinya harus bermanfaat dan secara linier berhubungan dengan peningkatan pelayanan terhadap ekspektasi dan kebutuhan masyarakat. 

Bersatu Padu 

Kegaduhan politik adalah sebuah fenomena yang tidak mendukung konsolidasi demokrasi. Kegaduhan politik hanya menciptakan situasi yang tidak nyaman dan tidak menghasilkan tradisi yang baik dalam berdemokrasi. Kegaduhan hanya menciptakan fragmentasi politik yang cenderung mengarah ke arah kehidupan yang chaos dan saling curiga mencurigai. Situasi ini menciptakan arah kehidupan politik yang semakin melebarkan jurang komunikasi yang berjarak di antara semua elemen bangsa. 

Tugas para elite bangsalah untuk mencoba membuka ruang komunikasi yang intensif dan terbuka di dalam mendialogkan berbagai persoalan. Dialog yang intensif dan terbuka membuat sikap saling percaya satu sama lainnya. Saling percaya dan bersatu padu dalam membangun negeri serta menghadapi berbagai persoalan bangsa dan kemasyarakatan akan semakin ringan dan memudahkan kita mencari solusi atas berbagai masalah yang hinggap dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar