Sabtu, 27 April 2013

Rejuvenasi Indonesia


Rejuvenasi Indonesia
Handi Sapta Mukti ;  Praktisi Manajemen dan Teknologi Informasi,
Pemerhati Masalah Sosial dan Lingkungan
KORAN SINDO, 26 April 2013

  
Lagi-lagi, kita memang harus banyak belajar dari negara tetangga kita. Entah apa yang dilakukan para pejabat negara kita yang sering pulang-pergi melakukan perjalanan dinas dan studi banding ke luar negeri. 

Rasanya tidak pernah ada pelajaran yang mereka bawa dan terapkan setelah kembali. Ujung-ujungnya tetap sama, anggaran habis terserap, tetapi hasilnya nol besar dan kita masih berada di tempat yang sama. Coba kita lihat Korea Selatan. Saat ini mereka telah tumbuh dan berkembang menjadi negara industri yang sukses di kawasan Asia dan dunia. 

Produk mereka telah menyaingi dan bahkan menggeser dominasi produk-produk sebelumnya. Mereka telah unggul di bidang automotif, elektronik, dan perkapalan. Jika diperhatikan, mereka bisa maju dengan memulai segalanya dari negeri mereka sendiri. Para pemimpin Korea berhasil membuat produk- produk mereka menjadi tuan rumah di negerinya sendiri sebelum mereka menembus pasar internasional. 

Lihat saja, produk automotif Korea sekarang sudah hilir mudik di mana-mana. Bentuk dan modelnya pun tidak kalah menarik dibandingkan dengan mobil-mobil Jepang bahkan Eropa. Belum lagi produk elektronik mereka yang benar-benar telah menggusur produk elektronik yang selama ini didominasi Jepang. 

Di industri perkapalan, Korea saat ini telah menjadi salah satu negara industri perkapalan yang disegani di dunia. Padahal jika dirunut ke belakang, Indonesia telah memulai hal ini sejak lama, sebut saja Lembaga Elektronika Nasional (LEN), Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI), PAL Indonesia (Perkapalan), Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), proyek mobil nasional TIMOR, dan yang sangat fenomenal, Dirgantara Indonesia (Industri Pesawat Terbang Nusantara/ IPTN). 

Belum lagi industri senjata PINDAD, kereta api INKA, dan sebagainya. Memang semua lembaga atau perusahaan itu masih ada hingga kini, tetapi sepertinya semua berjalan di tempat. Ibarat tanaman, mereka ditanam, tetapi tidak dipelihara dengan baik sehingga tidak dapat tumbuh dan berkembang. Kita kehilangan pemimpin visioner yang mampu mengembangkan dan membangkitkan industri-industri strategis tersebut di atas kaki sendiri.

Saat ini tampaknya kita sudah cukup puas jika Dirgantara Indonesia misalnya dapat hidup dari industri pesawat terbang asing sebagai subkontraktor, bahkan sudah ada rencana industri pesawat terbang asing akan masuk ke Indonesia dan mengambil kendali Dirgantara Indonesia. Jika ini terjadi, kembali Indonesia hanya bisa hidup di bawah ketiak bangsa lain di dunia. Industri kita belum bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. 

Indonesia sesungguhnya memiliki semua potensi untuk maju, sebut saja sumber daya manusia, sumber daya alam, dan penguasaan teknologi, kita miliki semuanya. Dengan kekayaan sumber daya alam serta lokasinya yang strategis, Indonesia juga memiliki posisi tawar yang tinggi di antara negaranegara lain dunia. 

Ini seharusnya dapat dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa Indonesia. Kita hanya membutuhkan pemimpin visioner yang mampu menggerakkan semua potensi yang dimiliki menjadi kekuatan untuk meraih prestasi dengan produk-produk, metode, dan kreativitas yang dihasilkan. 

Rejuvenasi 

Dalam kamus bahasa Inggris, rejuvenation berarti peremajaan atau pembaharuan. Dalam bahasa pemasaran, rejuvenasi adalah suatu proses untuk melahirkan kembali suatu produk dengan melakukan perubahan yang sangat nyata sehingga dapat mengubah persepsi, citra, maupun penilaian yang jauh lebih positif. 

Hanya ada dua alasan suatu produk melakukan rejuvenasi, pertama karena pemasaran produk sudah mengalami kejenuhan, kedua karena produk tersebut sudah memiliki citra yang sangat negatif. Dalam skala yang lebih luas, rejuvenasi bisa diartikan sebagai upaya untuk melakukan perubahan keadaan, budaya, dan perilaku di suatu organisasi atau komunitas tertentu menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya. 

Jika melihat kondisi di Indonesia saat ini, tampaknya sangat sulit untuk mendapatkan sisi positif yang masih melekat di negeri ini. Dari aspek mana pun kita menilai, selalu saja poin negatif yang kita dapatkan. Sebut saja aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, keagamaan, hukum, keamanan, dan sebagainya. Indonesia tampaknya sudah harus dilahirkan kembali, Indonesia sudah harus melakukan rejuvenasi secara total. 

Pemimpin Transformasional 

Tidak dapat dimungkiri bahwa rejuvenasi atau perubahan perlu seorang pemimpin. Pemimpin yang dapat membawa perubahan adalah pemimpin transformasional. Pemimpin ini memiliki visi yang kuat dan mampu menggerakkan seluruh pengikutnya untuk bergerak bersama menuju visi yang menjadi targetnya. 

Seorang pemimpin transformasional tidak hanya mampu mengubah organisasi, tetapi juga mampu mengubah para pengikutnya menjadi sejalan dengan jalan pikirannya. Esensi dari seorang pemimpin transformasional adalah membangun dan mentransformasi pemikiran setiap orang sehingga organisasi atau suatu bangsa dalam skala yang lebih luas secara otomatis akan ikut berubah. 

Persoalannya, mencari pemimpin transformasional memang bukan perkara mudah walaupun bukan hal yang mustahil juga untuk mendapatkannya. Kita tentu tahu sudah banyak tokoh pemimpin transformasional yang lahir di Indonesia. Sebut saja, Gadjah Mada, RA Kartini, Soekarno, dan Soeharto adalah beberapa contoh pemimpin transformasional. 

Dalam skala yang lebih kecil, tokoh seperti Emirsyah Satar di BUMN Garuda Indonesia, Dahlan Iskan di PLN, Jokowi di pemerintahan daerah adalah pemimpin transformasional. Kita masih percaya bahwa tokoh-tokoh pemimpin transformasional ini akan dilahirkan oleh zamannya dengan perubahan sebagai bidannya. 

Saat ini Indonesia sangat membutuhkan pemimpin yang mampu mencetak pemimpin di segala lini. Mencetak manusia baru Indonesia yang berubah dari mental kuli menjadi mental pemimpin, dari mental korup dan suka berbohong menjadi mental jujur dan amanah, dari mental konsumtif menjadi mental produktif, dari mental rutin menjadi mental kreatif dan inovatif, dari mental reaktif menjadi mental proaktif, dan sebagainya. 

Pemimpin dengan tipe inilah yang akan mampu membawa Indonesia menuju kejayaan, mampu mengangkat dan memberdayakan segala sumber daya yang ada baik alam, manusia, dan kemampuannya untuk kepentingan dan kejayaan bangsa. Pemimpin inilah yang dengan visinya akan membangkitkan kembali industri-industri strategis Indonesia yang saat ini masih mati suri untuk kembali ke masa kejayaannya. 

Dirgantara Indonesia, PAL, INKA, PINDAD, INTI, LEN, dan lain-lain akan kembali menjadi punggawa teknologi yang disegani di industrinya. Semua hanya dapat terjadi dengan melakukan rejuvenasi Indonesia dan lahirnya seorang pemimpin transformasional yang akan menjadi pemimpin masa depan pada Era Transformasi Indonesia. Kita semua menunggu dengan harap-harap cemas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar