Kamis, 30 Mei 2013

Belajar dari Pilkada Jateng 2013

Belajar dari Pilkada Jateng 2013
Syahrul Kirom ;  Peneliti pada Lembaga Survei Independen Nusantara Jakarta
SUARA KARYA, 29 Mei 2013


Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah telah digelar, Senin (26/5) lalu. Hasil cepat dari berbagai lembaga survei menunjukkan bahwa pasangan Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmoko unggul dalam Pilkada Jawa Tengah. Sedangkan incumbent, pasangan Bibit Waluyo-Sudijono Sastroadmojo di urutan kedua dan pasangan Hadi Prabowo-Don Murdono di urutan ketiga.

Hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting - SCTV menyebutkanm, dari total 100 persen suara yang masuk, pasangan Ganjar-Heru memperoleh 49,93 persen, Bibit Waluyo-Sudijono 30,15 persen dan Hadi Prabowo-Don Murdono 19,92 persen. Daftar Pemilih Tetap (DPT) dalam pemilihan gubernur Jawa Tengah sebanyak 27.385.985 pemilih. Pemilih perempuan mencapai 13.774.665 orang dan laki-laki sebanyak 13.611.320 orang. Jumlah TPS tercatat ada 61.951.

Hasil survei quick count lembaga-lembaga survei lainnya juga menunjukkan kemenangan telak bago pasangan Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmoko. Karena itu, pasangan incumbent dan pasangan lainnya sudah selayaknya bersikap legowo, menerima hasil pilkada dengan jiwa besar. Apalagi, pelaksanaan pilkada tampaknya berlangsung sukses, lancar dan fair. Khusus untuk pasanagn incumbent Bibit Waluyo - Sudijono ada baiknya melakukan intropeksi mengapa aspirasi rakyat Jateng justru memilih tokoh baru. Bagaimanapun, yang diharapkan dari seorang pemimpin termasuk gubernur adalah bagaimana jabatan yang diembannya itu, apakah sudah memberikan sumbangan atau manfaat yang berarti (meaningfull) bagi masyarakatnya.

Di sisi lain, pasangan Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmoko meski telah dinyatakan menang dari hasil hitungan cepat, namun tetap perlu menunggu pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jateng. Ungkapan syukur menyambut kemenangan yang diraih dalam Pilkada Jawa Tengah tahun 2013 versi hasil hitung cepat kembaga-lembaga survei Indonesia, memang sudah slayaknya disampaikan. Namun, yang harus dihindari adalah sikap sombong.

Bagaimanapun kemenangan Ganjar-Heru adalah bentuk aspirasi publik yang sangat menginginkan adanya perubahan di Jawa Tengah pada lima tahun ke depan. Terutama, harapan dalam hal peningkatkan kesejahteraan, pengikisan kemiskinan dan pengurangan pengangguran. Di samping, memacu peningkatan pembangunan imfrastruktur seperti perbaikan jalan-jalan dan lain-lain yang bisa bermanfaat untuk menopang pertumbuhan perekonomian daerah Jateng.

Yang perlu disadari, jabatan dan kekuasaan adalah amanah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Suatu saat, jabatan itu akan dimintai pertanggugjawaban dariNya. Dhus, dalam menerima jabatan dan kekuasaan hendaknya tidak dilihat dari segi nikmatnya semata karena di sana banyak tanggung jawab dan kewajiban yang harus dilakukan. Dalam hal ini, maka integritas dan kompetensi serta etika jabatan seorang pemimpin sangat diperlukan.

Ini berbeda dengan para politikus yang memiliki nalar politis, pragmatis dan oportunis, tentu akan melihat kekuasaan sebagai jabatan yang empuk dan nyaman. Dari jabatan itulah, mereka akan berupaya keras untuk bisa mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Paradigma inilah yang perlu direduksi oleh Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmoko dalam memimpin Jateng ke depan.

Rakyat Sejahtera

Sekali lagi, jabatan adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan. Dalam konteks filsafat, ontologi jabatan adalah apabila pemangku jabatan tersebut bertindak dan berbuat yang secara esensial dari segala kebijakan dan program itu dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh rakyat. Secara epistemologi jabatan, tentunya para pemangku jabatan (gubernur dan wakil gubernur) harus memiliki sumber pengetahuan (knowledge) dari jabatan yang dipegangnya. Ini penting demi memberikan manfaat yang baik bagi peningkatan kesejahteraan rakyat ke depan.

Tantangan dan pekerjaan rumah (PR) bagi gubernur baru Jateng telah menghadang di depan mata. Selain meningkatkan kesejahteraan rakyat Jateng, berbagai persoalan menuntut penyelesaian secara tuntas termasuk masalah peningkatan bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan lain-lain bagi rakyat Jateng.

Yang perlu diperhatikan, janganlah jabatan itu dijadikan sebagai simbol kekuasaan untuk mencapai kepopuleran semata. Akan tetapi, bagaimana dengan jabatan itu, mereka dapat bekerja, berkarya dan bertindak untuk kepentingan rakyatnya. Jika seorang gubernur tidak mampu bekerja, dan tidak mampu bertindak dan melahirkan kebijakan untuk asas kepentingan yang bermanfaat bagi rakyatnya, maka sama saja sang gubernur itu telah berbuat dzalim terhadap rakyatnya. Karena, sang gubernur tersebut berarti tidak mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin atas kekuasaan yang dipercayakan kepada dirinya.

Akhirnya, kemenangan pasangan Cagub Ganjar Pranowo dan Cawagub Heru Sudjatmiko diharapkan dapat memajukan dan memperbaiki sistem pemerintahan yang lebih baik dan berkualitas di Jateng. Di lain pihak, kemenangan keduanya kelak diharapkan mampu memberikan kesejahteraan dan keadilan, serta kemakmuran bagi warga Jawa Tengah. Semoga. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar