Jumat, 31 Mei 2013

Metode Baru Berubah dari Waktu ke Waktu

Metode Baru Berubah dari Waktu ke Waktu
Herve Ladsous ;  Wakil Sekjen PBB untuk Operasi Perdamaian
MEDIA INDONESIA, 30 Mei 2013


SEJARAH penjaga perdamaian PBB merupakan salah satu inovasi dan adaptasi. Sampai 20 tahun yang lalu, penjaga perdamaian PBB tampaknya lebih terbuka. Baret biru dikerahkan untuk memantau gencatan senjata, biasanya antarnegara-negara yang berperang. Peran mereka jelas; mengamati, melaporkan pelanggaran, dan memfasilitasi solusi.

Pasukan-pasukan penjaga perdamaian baru beroperasi di medan yang jauh lebih kompleks. Mereka membantu membawa perdamaian ke daratan-daratan brutal yang mengalami konflik, kerap secara internal, dan dengan kese pakatan-kesepakatan yang rapuh. Aktor-aktor nonpemerintah, misalnya kelompok-kelompok penjahat terorganisasi, sekarang ini membawa tambahan masalah terhadap perdamaian.
Untuk keluar dari masalah itu, penjaga perdamaian PBB telah mengembangkan sebuah pendekatan multidimensi yang menyatukan militer, polisi, dan warga sipil yang bekerja di berbagai bidang, termasuk penegakan hukum, hak asasi manusia, serta perlindungan warga sipil.

Namun, sementara kami mempersiapkan diri untuk memenuhi tuntutan baru­dari Republik Demokratik Kongo (DRC) hingga Mali, dan mungkin Somalia dan Suriah--penjaga perdamaian akan berhadapan dengan dua prinsip mendasar. Yang pertama, penjaga perdamaian PBB tidak dapat mewakili kesepakatan politik dan intervensi penjaga perdamaian harus didukung dalam kerangka politik yang jelas.

Di DRC, misalnya, Kerangka Perdamaian dan Keamanan (the Peace and Security Framework) yang disetujui oleh 11 negara merupakan wadah yang sangat diperlukan dalam Misi Stabilisasi PBB di DRC (Monusco) dalam upaya untuk memutus siklus kekerasan sekarang ini. Di Mali, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk melibatkan semua pihak dalam proses rekonsiliasi politik yang akan menguraikan dan menginformasikan kerja United Nations Multidimensional Integrated Stabilization Mission in Mali (Minusma) dalam mendukung keamanan dan perlindungan warga sipil. Kedua, penjaga perdamaian PBB membutuhkan sarana lebih banyak dan keterampilan yang lebih baik. Kami harus memastikan bahwa misi-misi diberikan sumber daya yang mereka butuhkan untuk memastikan kesadaran penuh akan situasi yang berkembang dan untuk memberikan respons secara tepat.

Di timur D R C , tempat kelompok bersenjata terus mengancam jutaan warga sipil, kami meresponsnya dengan Pasukan Gabungan Brigade baru yang tidak menggunakan senjata dan menggunakan kendaraan udara tidak berawak untuk memantau pergerakan kelompok-kelompok bersenjata yang menimbulkan ancaman bagi warga sipil. Sarana-sarana itu akan memberikan taktik strategis bagi misi penjaga perdamaian kami, serta mobilitas yang cepat dan efek jera yang lebih kuat.

Pendekatan-pendekatan baru itu menambah kekhawatiran bahwa penjaga perdamaian PBB cenderung menantang perang. Namun, bukan itu masalahnya. Mandat Dewan Keamanan PBB kita sudah jelas; penggunaan kekuatan oleh pasukan pen jaga perdamaian kita di DRC merupakan pengecualian, bukan aturan dalam operasi penjaga perdamaian PBB.

Berisiko tinggi

Sifat konflik bersenjata yang selalu berubah menuntut perubahan-perubahan kemampuan penjaga perdamaian PBB. Pada umumnya, penjaga perdamaian PBB beroperasi di lingkungan yang berisiko tinggi, di mana upaya perdamaian dan stabilitas sangat pelik. Kendati demikian, ketika membahas karakter konflik abad ke-21, penjaga perda maian PBB beradaptasi dengan kon teks-konteks baru yang meru pakan evolusi, bukan revolusi.

Kami berdiri di atas prinsip-prinsip dasar yang sudah menuntun penjaga perdamaian sejak 1950 untuk bertindak dengan tidak dengan tidak memihak da lam mendukung perdamaian dan beroperasi dengan persetujuan para pihak. Kami menggunakan kekerasan hanya untuk membela diri dan membela mandat Dewan Keamanan. Tapi, kami juga harus siap untuk menghadapi pihak-pihak yang menjadi penghalang di ambang proses perdamaian.

Di Mali, kami sedang mempersiapkan sebuah misi baru ke dalam lingkungan yang rentan, dengan baret-baret biru menghadapi ancaman bom rakitan dan pelaku bom bunuh diri yang dikenal sebagai `perang asimetris'. Halhal tersebut berisiko tinggi menjadi korban kolateral dan kadangkala menjadi korban target langsung dari eskalasi konflik dan dari pihak-pihak yang bertikai. Minusma sedang menyiapkan bersamasama dengan Prancis untuk bertanggung jawab secara paralel akan kontraterorisme dan tindakan-tindakan penegakan hukum.

Pada 2012, 111 pasukan penjaga perdamaian kehilangan nyawa mereka dalam menjalankan misi PBB. Banyak yang meninggal dalam menjalankan tugas. Pada April tahun ini lima pasukan penjaga perdamaian tewas di Sudan Selatan, ketika konvoi sipil yang sedang mereka kawal diserang. Pada Juni tahun lalu, tujuh pasukan penjaga perdamaian dibunuh di Pantai Gading, ketika patroli mereka diserang. Kami juga telah kehilangan pasukan penjaga perdamaian atas serangan di Darfur, Abyei, dan di Republik Demokratik Kongo dalam satu tahun terakhir.

Kemarin, tanggal 29 Mei merupakan Hari Internasional untuk Pasukan Penjaga Perdamaian PBB, the International Day of UN Peacekeepers.

Kami mengajak Anda memberi penghormatan kepada rekan-rekan kita yang telah gugur. Kami juga memberi penghormatan khusus kepada mitra-mitra penjaga perdamaian--mereka yang memberikan kontribusi keuangan, sumber daya manusia, dan dukungan material.


Terima kasih khusus kepada kerja sama ini, penjaga perdamaian PBB terus maju dan tetap menjadi sarana yang relevan untuk mengatasi konflik baru. Meskipun ancaman lama dan baru datang, pasukan penjaga perdamaian PBB terus melakukan apa yang terbaik; pergilah ke tempat di mana orang-orang lain tidak ingin pergi atau tidak akan pergi untuk membantu orang-orang dan masyarakat yang mengalami konflik. Kami menjunjung tinggi, seperti biasanya, janji serius kami untuk menghadapi tantangan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar