Minggu, 27 Oktober 2013

Menuju Pengakhiran Kemiskinan

Menuju Pengakhiran Kemiskinan
Jim Yong Kim  ;    Presiden Grup Bank Dunia
KOMPAS, 26 Oktober 2013


Saat ini, lebih dari 1 miliar warga dunia hidup dengan pendapatan di bawah 1,25 dollar AS atau sekitar 12.000 rupiah per hari.
Hal ini membebani hati nurani kita semua. Mereka harus segera dibantu untuk dibebaskan dari kemiskinan, tanpa pandang bulu, apa pun situasi mereka, di mana pun mereka berada. Penghapusan kemiskinan ekstrem sebelum 2030 dan peningkatan kesejahteraan bersama bagi 40 persen penduduk terbawah di seluruh dunia juga menjadi tujuan Grup Bank Dunia yang mengalami pembaruan April lalu.
Pencapaian tujuan pertama— penghapusan kemiskinan ekstrem sebelum 2030—akan menjadi keberhasilan bersejarah, tetapi sangat sulit diwujudkan. Sejumlah kemajuan telah tercapai, tetapi tidak ada yang pasti ketika melawan kemiskinan. Semakin dekat tujuan, semakin sengit perjuangan. Pertumbuhan global mungkin akan melemah. Para investor mungkin akan lebih hati-hati. Ketersediaan dana jangka panjang untuk membangun infrastruktur—yang begitu langka tetapi sangat dibutuhkan—mungkin akan berkurang.
Tujuan kedua—peningkatan kesejahteraan bersama—sangat relevan bagi semua negara, dari kawasan Timur Tengah hingga Afrika, dari kawasan Asia hingga Amerika Latin. Ihwal terjadinya Arab Spring serta gelombang revolusi rakyat yang serupa di Turki, Brasil, dan Afrika Selatan berangkat dari keinginan bersama untuk menjadi bagian dari kelas menengah dunia. Media sosial membuat semacam ”kelas menengah virtual”, meminjam kata-kata Thomas Friedman, yang akan terus mengetuk pintu kesempatan hingga terdobrak. Kita perlu memperhatikan apakah pertumbuhan ekonomi dinikmati seluruh lapisan masyarakat atau terbatas kalangan elite saja.
Kedua tujuan untuk penghapusan kemiskinan ekstrem dan peningkatan kesejahteraan bersama perlu strategi lebih selektif. Pertama, selektif ketika menentukan prioritas. Kemudian, penghentian kegiatan yang tak lagi bersifat prioritas. Grup Bank Dunia sendiri tak akan lagi terlibat di bidang-bidang yang lebih dikuasai pihak lain, ataupun untuk sekadar memenuhi target peminjaman. Bank Dunia akan menjadi bank solusi di mana hasil pembangunan bagi warga miskin menjadi tolak ukur utama.
Arah pembangunan
Kita harus berfokus sepenuhnya pada kedua tujuan. Dukungan akan diberikan pada proyek- proyek yang bisa mengubah arah pembangunan suatu negara atau wilayah meski upaya itu mungkin gagal. Akan diupayakan pula penciptaan mekanisme pendanaan yang dapat membuka peluang bagi pendanaan jangka panjang, yang kini sangat dibutuhkan sejumlah negara.
Ada tiga elemen yang patut disoroti dari strategi baru ini. Pertama, menggandeng sektor swasta untuk memberantas kemiskinan dan membuka lapangan kerja bagi kaum miskin.
Kedua, meningkatkan komitmen kepada negara-negara yang rentan dan terkena dampak konflik. Saya berharap bantuan yang disalurkan melalui International Development Association (IDA) yang diperuntukkan bagi negara-negara termiskin naik 50 persen dalam tiga tahun ke depan. Dukungan IFC bagi negara-negara konflik diharapkan juga meningkat 50 persen tiga tahun mendatang. Sejumlah masalah yang menjadi perhatian dunia, termasuk pemberdayaan perempuan dan mitigasi perubahan iklim, juga harus jadi perhatian.
Jika hendak menghapus kemiskinan ekstrem, daya tahan warga miskin harus ditingkatkan dan dilindungi dari berbagai gejolak, misalnya perubahan iklim. Dengan demikian, warga miskin dapat menikmati kemajuan— dan mempertahankan kemajuan tersebut. Beberapa waktu lalu, 60.000 warga menghadiri Festival Warga Dunia (Global Citizens Festival) di Central Park, New York, guna menyerukan pengakhiran kemiskinan.

Kemiskinan ekstrem merupakan isu moral terbesar dalam hidup kita. Jangan biarkan lebih dari satu miliar penduduk dunia menderita dalam kemiskinan ekstrem jika kita memiliki sarana dan prasarana untuk memperbaiki hidup mereka. Sejumlah masalah, seperti perubahan iklim, berpacu melawan waktu. Martin Luther King Jr mengatakan, ”Waktu selalu tepat untuk melakukan hal benar.” Kini waktunya untuk melangkah. Kita semua dapat menciptakan perubahan. Mari kita wujudkan. ●

Tidak ada komentar:

Posting Komentar