Kamis, 27 Februari 2014

Ekonomi Tidak Lagi Rentan

Ekonomi Tidak Lagi Rentan

Umar Juoro  ;   Ekonom Senior
di Center for Information and Development Studies dan Habibie Center
REPUBLIKA,  24 Februari 2014
                                                                                                                        
                                                                                         
                                                                                                                       
Indonesia pernah dimasukkan sebagai salah satu dari lima negara yang rentan terhadap krisis (the fragile five) bersama Brasil, India, Turki, dan Afrika Selatan. Cirinya adalah tingginya defisit neraca berjalan yang membuat nilai tukar mata uang tertekan. Namun, dengan menurunnya defisit neraca berjalan dari 4,4 persen pada triwulan III menjadi dua persen dari PDB pada triwulan IV, sekalipun keseluruhan pada 2103 defisit masih cukup tinggi, 3,2 persen, Indonesia tidak lagi dipandang rentan. Neraca perdagangan juga sudah surplus cukup besar.

Implikasinya, modal asing masuk lagi ke pasar modal dan obligasi, indeks mengalami penguatan, dan rupiah juga terapresiasi. Pertanyaannya adalah apakah perbaikan ini akan berkelanjutan atau mengalami permasalahan lagi?

Dengan sangat terbukanya ekonomi Indonesia, pengaruh eksternal, terutama kebijakan bank sentral AS, the Fed, berpengaruh besar pada suku bunga, nilai rupiah, inflasi, bahkan pertumbuhan. Jika the Fed mempertahankan suku bunga rendah dan tidak mengurangi stimulasi secara drastis (tapering), pengaruhnya positif terhadap ekonomi Indonesia, rupiah menguat, suku bunga tidak naik, dan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.

Namun, sebaliknya, jika The Fed menaikkan suku bunga atau paling tidak memperbesar tapering, nilai rupiah akan melemah (terdepresiasi) dan suku bunga harus dinaikkan sehingga konsumsi dan pertumbuhan melemah. Hal ini yang paling menentukan stabilitas makroekonomi Indonesia.

Tampaknya, sampai akhir 2014, The Fed masih akan mempertahankan kebijakan moneter dengan suku bunga rendah dan taperingyang tidak agresif. Bank sentral Eropa dan Jepang juga tetap mempertahankan kebijakan moneter bunga rendah. Jika demikian, suku bunga tidak dinaikkan, tetap dengan BI Rate 7,5 persen dan rupiah yang lebih kuat rata-rata sekitar Rp 11.500 per dolarnya.

Selanjutnya, apakah kita dapat mengurangi defisit neraca berjalan ke tingkatan sekitar dua persen PDB, ini tidak mudah karena masih lemahnya ekspor dan kuatnya impor, terutama barang modal dan minyak. Apalagi, diberlakukannya larangan ekspor mineral dapat mengurangi nilai ekspor secara signifikan.

Kredit perbankan kemungkinan juga pertumbuhannya lebih rendah. Tingginya deposito membuat likuiditas relatif ketat. BI tampaknya masih akan mempertahankan kebijakan moneter yang relatif ketat yang menekan pertumbuhan kredit. Karena itu, pertumbuhan kredit investasi akan banyak terkoreksi.

Sekalipun Indonesia tidak lagi dipandang masuk dalam kelompok rentan, ketidakpastian yang menyebabkan volatilitas masih membayangi perekonomian. Ditambah lagi, dengan bagaimana hasil pemilu dan pilpres berpengaruh terhadap ekonomi.

Jika hasil pemilu dan pilpres sesuai dengan kehendak rakyat, yang tampaknya sejalan dengan pandangan investor, ekonomi akan mengalami penguatan signifikan. Sebaliknya, jika hasilnya berbeda, kemungkinan ekonomi akan terkoreksi. Berbagai survei menunjukkan PDIP dan Golkar berada di posisi teratas untuk pemilu legislatif dan untuk elektabilitas Joko Widodo jauh di atas capres lainnya. Hanya, apakah Jokowi akan menjadi capres masih menjadi pertanyaan.

Dengan berbagai tantangan tersebut, ekonomi Indonesia masih cukup baik dengan pertumbuhan sekitar 5,7 persen dan inflasi yang menurun sekitar 5,5 persen. Kita masih dapat mengharapkan hasil yang lebih baik jika tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi dengan lebih baik juga. Pertumbuhan dapat lebih tinggi jika investasi dapat difasilitasi dengan lebih baik. Inflasi dapat lebih rendah jika perbaikan infrastruktur akibat banjir dapat dilakukan dengan segera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar