Kamis, 27 November 2014

Potensi Ekonomi Syariah Global

                               Potensi Ekonomi Syariah Global

Ali Rama  ;   Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pengurus Pusat Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)
REPUBLIKA,  24 November 2014

                                                                                                                       


Laporan Pew Research Center's Forum on Religion and Public Life menunjukkan, jumlah populasi Muslim dunia pada 2012 sekitar 1,6 miliar (23,4 persen dari populasi dunia) dan diperkirakan tumbuh menjadi 2,2 miliar pada 2030 atau sekitar 26,4 persen dari total penduduk dunia. Jumlah populasi yang besar dalam perspektif marketing adalah potensi pasar. Akibatnya, muncul segmen pasar didasarkan pada nilai-nilai agama.

Ekonomi Islam (Islamic economy) atau sektor ekonomi berbasis syariah boleh dikata sebagai sebuah bentuk perekonomian yang lahir dari aktivitas ekonomi penduduk Muslim yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama mereka. Ekonomi Islam bukan hanya nama lain dari keuangan syariah. Ekonomi Islam adalah aktivitas ekonomi yang digerakkan oleh gaya hidup Muslim, perilaku konsumsi, dan praktik bisnis yang sesuai dengan ajaran Islam yang memiliki dampak ekonomi (pasar).

Dari 57 negara Muslim mayoritas yang tergabung dalam anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) merepresentasikan 8,9 persen dari total PDB dunia pada 2012 atau sekitar 6,4 triliun dolar AS. Indonesia, Turki, dan Arab Saudi termasuk di antara negara-negara OKI yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi. Selain itu diperkirakan terdapat sekitar 350 juta penduduk Muslim tinggal sebagai penduduk minoritas di negara-negara Eropa dan negara berkembang seperti India, Cina, dan Rusia. Jumlah penduduk Muslim global yang semakin bertumbuh ini cenderung menggunakan agama sebagai filter utama dalam menentukan permintaan atas barang dan jasa, terutama dalam hal makanan, sistem keuangan, fashion, hiburan, rekreasi, obat-obatan, dan kosmetik.

Thomson Reuters pada 2013 mengeluarkan laporan edisi khusus tentang potensi ekonomi syariah global. Dalam laporan itu, ekonomi syariah global disegmentasikan ke dalam beberapa sektor bisnis, yaitu makanan halal, keuangan, fashion, travel, media dan rekreasi, dan obat-obatan dan kosmetik. Penduduk Muslim global diperkirakan memiliki tingkat pengeluaran konsumsi makanan mencapai 1.088 miliar dolar AS pada 2012 atau sekitar 16,6 persen dari keseluruhan konsumsi global. Volume ini diperkirakan tumbuh mencapai sekitar 1.626 miliar dolar AS pada 2018.

Jumlah komsumsi yang besar ini direspons oleh perusahaan-perusahaan besar dunia dengan cara mengeluarkan produk makanan dan minuman halal. Artinya, permintaan akan pangan penduduk Muslim dunia mendorong berkembangnya industri atau sektor makanan halal.

Sektor selanjutnya adalah keuangan syariah. Sektor ini boleh dibilang sebagai sektor yang lebih duluan berkembang dan menjadi pemacu berkembangnya industri berbasis syariah lainnya. Jumlah aset keuangan syariah global saat ini sekitar 1,35 triliun dolar AS dengan tingkat pertumbuhan 15-20 persen per tahun. Jumlah ini mencakup bank syariah, reksa dana, sukuk, takaful, asuransi, dan aset keuangan syariah lainnya.

Selain segmen keuangan syariah tersebut, juga berkembang pesat dan menarik banyak perhatian bagi para peneliti dan pelaku bisnis adalah lembaga keuangan mikro syariah, zakat, dan wakaf. Salah satu negara yang ingin dijadikan proyek percontohan pengembangan lembaga keuangan mikro syariah adalah Indonesia.

Dalam Laporan Thomson Reuters juga menangkap fenomena demografik dari kalangan muda Muslim yang ingin selalu eksis, modern, dan kreatif, tapi masih dalam kerangka batasan agama mereka. Atau bahasa umumnya dikenal dengan istilah "gaul tapi syar'i". Jumlah pengeluaran Muslim global untuk sektor ini sekitar 224 miliar dolar AS pada 2012 atau sekitar 10,6 persen dari total keseluruhan pengeluaran. Sektor ini diperkirakan akan tumbuh mencapai 322 milar dolar AS pada 2018.

Fenomena lifestyle "syar'I" ini mendorong tumbuhnya industri fashion di kalangan dunia Muslim. Saat ini sering terjadi fashion show tentang busana Muslim/Muslimah yang tidak hanya di negara-negara Muslim mayoritas, tetapi juga sering diadakan di pusat-pusat fashion ternama dunia seperti Paris dan London.

Peningkatan pendapatan penduduk Muslim menciptakan porsi alokasi pengeluaran untuk kepentingan travelling, rekreasi dan hiburan. Pengeluaran Muslim global untuk kegiatan turisme sekitar 137 miliar dolar AS atau sekitar 12,5 persen dari keseluruhan pengeluaran global. Jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 181 miliar dolar AS pada 2018.

Pengeluaran perjalanan (travelling) ini belum termasuk pengeluaran untuk haji dan umrah. Sementara pengeluaran Muslim global untuk rekreasi dan hiburan sekitar 151 miliar dolar AS pada 2012. Preferensi kosumen Muslim ini selanjutnya mendorong tumbuhnya industri pariwisata dan hiburan berdasarkan syariah di dunia Muslim. Penyanyi Maher Zein merupakan salah satu yang muncul dari sektor ini.

Sektor selanjutnya adalah obat-obatan dan kosmetik. Pengeluaran Muslim global, menurut laporan Thomson Reuters, untuk sektor ini sekitar 70 miliar dolar AS untuk obat-obatan dan 26 miliar dolar AS untuk kosmetik pada 2012. Demand tinggi ini memicu perusahaan kosmetik dunia untuk mengembangkan jenis kosmetik khusus wanita Muslimah. Merek ternama yang sudah ada, misalnya, Wardah, Ivy, dan Onepure. Unilever juga sedang mengeluarkan jenis sampo bagi wanita berjilbab.

Islam merupakan way of life bagi seorang Muslim, yaitu sebagai petunjuk dan nilai yang mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk perilaku konsumsi. Gaya hidup Muslim dan perilaku konsumsinya menjadi pendorong utama perkembangan ekonomi Islam saat ini.

Meskipun demikian, peluang ekonomi Islam tidak hanya eksklusif bagi kebutuhan dan preferensi dunia Muslim saja, tetapi dapat melewati sekat agama terutama bagi konsumen yang peduli pada aspek etika, keadilan, sosial, spiritual, dan lingkungan. Nilai-nilai universal Islam compatible terhadap nilai-nilai universal tersebut.

Akhirnya, ekonomi Islam dapat menjadi sistem ekonomi yang universal, tidak terbatas pada geografis, budaya, dan agama tertentu. Ekonomi Islam akan menjadi paradigma baru dalam ekonomi yang dapat diterima dan dipraktikkan secara natural di masa mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar