Selasa, 30 Juni 2015

Peran Pemda Kendalikan Harga

Peran Pemda Kendalikan Harga

  Ihwan Sudrajat ;   Staf Ahli Gubernur Jawa Tengah
SUARA MERDEKA, 18 Juni 2015

                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                           

PERSOALAN yang selalu muncul selama Ramadan dan menjadi pekerjaan rumah pemerintah yang tidak pernah selesai adalah inflasi harga kebutuhan pokok yang sering merenggut daya beli masyarakat. Ketidakseimbangan harga memunculkan permakluman di kedua pihak: publik dan pemerintah.

Pada akhirnya ”petaka harga” bulan Puasa menjadi hal biasa dan hanya muncul jadi berita di tengah keterbatasan pemerintah untuk mengoreksi, kepasrahan konsumen, dan kekuatan hegemoni pasar bebas. Sebebas apa pun mekanisme pasar yang menciptakan keseimbangan penawaran dan permintaan akan barang dan jasa, intervensi pemerintah tetap diperlukan.

Hal itu untuk mewujudkan keadilan dalam kompetisi dan mendorong pasar membantu tercapainya tujuan nasional, yaitu terjaganya inflasi pada tingkat tertentu. Karena itu, kita, terutama pemkab/pemkot, perlu merespons rencana penerbitan Perpres tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting.

Regulasi itu bertujuan mengendalikan ketersediaan dan harga serta batasan stok maksimal untuk 14 jenis barang kebutuhan pokok, terutama produk pertanian dan turunannya. Ada dua pertanyaan kunci yang menentukan tercapai tidaknya tujuan penerapan regulasi tersebut.

Pertama; kemampuan pemerintah mengawasi pelaksanaan regulasi tersebut. Kedua; sumber daya pemerintah untuk mengatasi resistensi pasar atas kebijakan itu. Keberhasilan pemerintah menjawab dua pertanyaan tersebut akan diperlihatkan oleh tingkat stabilitas harga yang bisa dicapai.

Jika saja pemerintah bisa seperti produsen dan pedagang yang mempunyai kemampuan mengendalikan stok maka jawaban atas pertanyaan tersebut bukan hal sulit. Sayang, pemerintah hanya mempunyai stok beras, selebihnya pasarlah yang berkuasa. Siapa pun sulit membayangkan andai pemerintah ingin mengendalikan harga namun tak mempunyai stok.

Bagaimana bisa menurunkan harga daging sapi menjelang Lebaran jika pemerintah tidak menguasai stok? Apakah akan membuat harga eceran tertinggi (HET) daging sapi dan harga 13 komoditas lainnya? Andai pedagang daging sapi menolak menjual dengan HET, apakah pemerintah akan menggelontorkan pasar dengan daging sapi murah? Sudah siapkah stok untuk menerapkan kebijakan tersebut? Pengendalian ketersediaan barang kebutuhan pokok dan atau barang penting bukan hanya tugas pemerintah, melainkan juga pemda sesuai dengan UU Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan.

Tugas ini tidak bisa diterjemahkan secara leksikal karena kemampuan pemda terbatas. Mustahil meminta pemkab/pemkot menggelontorkan 14 barang pokok ke pasar untuk menekan harga sehingga sesuai permintaan konsumen.

Operasi Pasar

Paling banter pemda hanya bisa mengadakan pasar murah dengan APBD yang nilainya puluhan juta rupiah dan arahnya pun hanya membantu orang tidak mampu, bukan memengaruhi harga, apalagi menahan inflasi. Menggelontor pasar adalah cara paling sering dilakukan pemerintah dan merupakan cara tradisional untuk memperbaiki harga, sebagaimana dilakukan Bulog lewat operasi pasar. Pemda tak mungkin menerapkan langkah seperti itu.

Tapi sebenarnya pemda mempunyai cara yang lebih murah dan efektif untuk membuat pasar lebih sehat, yaitu menyediakan sebanyak mungkin informasi sehingga konsumen bisa membuat keputusan belanja yang lebih baik dan mampu ”melawan” ketidakadilan pasar. Kemajuan teknologi informasi harus dimanfaatkan pemda untuk secara optimal menyosialisasikan kondisi pasar kebutuhan pokok. Hal paling penting dinformasikan kepada konsumen adalah ketersediaan bahan pokok, terutama beras, gula pasir, daging sapi, cabai merah dan bawang merah.

Pengalaman saya 3 tahun 6 bulan bertugas di sektor perdagangan menunjukkan pergerakan harga lima komoditas itu, terutama di bulan Ramadan dipengaruh sentimen pasar. Sentimen itu tak hanya bicara ketersediaan mengingat simpang-siur pemberitaan pun bisa berpengaruh terhadap harga.

Pada Lebaran Juli mendatang, ketersediaan beras, bawang merah dan cabai merah relatif aman karena masih dalam periode panen di beberapa tempat. Gula pasir saat ini berada pada periode giling sehingga pergerakan harganya relatif datar, bahkan saya perkirakan menurun menjelang Lebaran. Informasi seperti ini yang harus diberikan kepada konsumen agar mereka lebih tenang dalam membeli persediaan untuk Lebaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar