Sabtu, 21 November 2015

Perang Apokaliptik

Perang Apokaliptik

Trias Kuncahyono  ;  Wartawan Senior Kompas
                                                     KOMPAS, 19 November 2015

                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                           

Kalau serangan di Paris yang menewaskan 132 orang benar-benar dilakukan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah, seperti yang mereka klaim, ini sebuah dobrakan besar. Mathieu Guidère, ahli terorisme dari Universitas Toulouse, Perancis, menyebutnya sebagai "penghancuran hambatan psikologis" (International New York Times).

Dalam kurun waktu kurang dari dua pekan, NIIS-sesuai dengan klaim mereka-telah melakukan tiga tindakan mematikan. Pertama, awal November, meledakkan pesawat Airbus A321 milik Rusia yang berpenumpang 224 orang dan jatuh di Sinai. Kedua, melakukan pengeboman bunuh diri di Lebanon, Kamis, 12 November. Ledakan bom bunuh diri itu menewaskan 43 orang dan melukai 239 orang lainnya. Ketiga, serangan teror mematikan di Paris, Jumat pekan lalu.

Rangkaian serangan mematikan itu telah membuka mata banyak pihak bahwa NIIS tidak hanya memfokuskan kegiatannya di Suriah dan Iran. "Ada perubahan persepsi radikal karena mereka kini dapat bertindak di Paris layaknya melakukan hal serupa di Suriah atau di Baghdad," ujar Guidère.

Dengan tiga peristiwa tersebut, menjadi kaburlah perbedaan antara Al Qaeda dan NIIS, terutama menyangkut fokus sasaran aksi mereka. Daniel L Byman (Comparing Al Qaeda and ISIS: different goals, different targets) dan As'ad Abu Khalil (ISIS and Al Qaeda: similarities and differences) menyatakan fokus aksi Al Qaeda dan afiliasinya adalah target-target di AS dan Barat.

Sementara itu, NIIS terutama fokus pada Irak dan Suriah, dan untuk tahap tertentu meluas pada negara-negara di Timur Tengah, seperti Libya. Di Amerika Serikat dan Eropa, NIIS menginspirasi lone wolf-seseorang yang melakukan kejahatan dan teror dengan dukungan suatu kelompok atau ideologi. Namun, ia melakukannya sendiri, di luar struktur dan tanpa bantuan material dari kelompok. Meskipun sendirian, pelaku dipengaruhi atau dimotifasi oleh ideologi dan keyakinan dari kelompok eksternal.

Menurut As'ad AbuKhalil, Al Qaeda menspesialisasikan diri pada serangan spektakuler terhadap target-target Barat. Misalnya, menara kembar World Center, AS. Sementara itu, NIIS fokus pada penciptaan horor mengintimidasi dan mencapai kemenangan militer.

Sebenarnya, sejak Juni 2014, NIIS sudah mulai mengubah, memperluas fokusnya tidak hanya di Irak dan Suriah. Menurut Haleen Gambhir, analis dari Institute for the Study of War, NIIS fokus pada tiga trek pararel: pertama, mengobarkan konflik regional dengan melancarkan serangan di Irak dan Suriah; kedua, membangun hubungan dengan kelompok-kelompok jihadis yang dapat melancarkan operasi militer di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara; serta ketiga, menginspirasi dan membantu kaum simpatisan NIIS melancarkan serangan di Barat.

Tujuannya, menurut Gambhir, barangkali mengobarkan perang apokaliptik global. Kata apokaliptik (apocalyptics) berasal dari kata Yunani, apokalypsis, yang berarti wahyu, penyingkapan, atau yang disingkapkan melalui pewahyuan. Apa yang disingkapkan itu ialah tanda-tanda datangnya akhir zaman berupa kejadian-kejadian dahsyat dan kerusakan besar.

Aktivitas NIIS di Timur Tengah dan Afrika Utara juga meningkat. Kelompok ini mengumumkan lahirnya provinsi-provinsi resmi (wilayah) di Afganistan, Aljazair, Mesir, Libya, Nigeria, Pakistan, Arab Saudi, dan Yaman yang telah memiliki jaringan loyal pada NIIS (International New York Times). Maka, jaringan ini telah meluas dan tidak hanya beroperasi di wilayah sesuai namanya, NIIS, hanya di Irak dan Suriah.

Paris menjadi tempat NIIS meruntuhkan tembok psikologis mereka. Serangan Paris juga menegaskan bahwa mereka bisa bertindak sama seperti di Suriah dan Baghdad. Itu berarti, mereka dapat pula melakukan hal sama di mana pun. Apabila itu terjadi, apa yang dikatakan sebagai perang apokaliptik global akan menjadi kenyataan. Itulah yang tidak kita inginkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar