Kamis, 28 Januari 2016

Kereta Api Cepat : Mengembangkan Konektivitas

Wawancara

Kereta Api Cepat : Mengembangkan Konektivitas

Rini Soemarno ;  Menteri BUMN RI
                                                      KOMPAS, 27 Januari 2016

                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                           

Presiden Joko Widodo sudah mencanangkan proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Proyek itu juga meliputi pengembangan kota baru Walini di Bandung Barat, Jawa Barat.

Salah satu pertimbangan pemerintah, ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah yang dilalui jalur kereta cepat itu. Pemerintah juga ingin menjadikan kota Walini sebagai kota hijau, modern, dan efisien, yang dapat menjadi contoh bagi daerah lain.

Pertimbangan itu disampaikan Menteri BUMN Rini Soemarno dalam wawancara dengan Kompas, di Jakarta, akhir pekan lalu. Berikut petikannya.

Apa manfaat proyek kereta cepat dan pengembangan kawasannya?

Dengan kota baru ini, konektivitas menjadi sangat penting. Kita mulai dengan koridor ekonomi baru. Kita juga ingin mendorong kawasan itu menjadi suatu daerah pertumbuhan ekonomi. Kita bisa siap dalam konektivitas dan lingkungannya. Kita ingin lebih ramah lingkungan, teratur, dan modern. Kereta cepat kita anggap sebagai "kendaraan" yang akan membuat daerah-daerah yang dilewati bisa berkembang dengan baik. Oleh karena itu, kita memegang empat tempat (pemberhentian kereta cepat).

Mengapa penting? Kalau mau efisien dan berkompetisi, mobilitas orang dan barang harus dilakukan secepat mungkin. Ini semua yang terjadi di negara-negara maju. Salah satunya, kecepatan mobilitas orang dan barang untuk efisiensi dan produktivitas. Ini suatu keharusan. Kita harus melihat arah globalisasi ke mana. Indonesia termasuk dalam ASEAN dengan ekonomi terbesar. Kita harus di depan dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

Pinjaman 5,5 miliar dollar AS itu termasuk untuk pengembangan kota Walini?

Pinjaman 5,5 miliar dollar AS selama 40 tahun dengan bunga 2 persen dari Bank Pembangunan Tiongkok itu untuk proyek kereta cepat, termasuk stasiun-stasiun. Untuk Walini, kita membutuhkan investasi lagi. Kita sedang hitung. Kita sedang menunjuk perancang tata kota internasional. Pemerintah Tiongkok sudah menyatakan minat membiayai pengembangan kawasan. Namun, kita bilang tunggu dulu karena banyak pihak yang tertarik.

Kita ingin membuat kota dan menyiapkan perencanaan pengembangan kota. Ada beberapa perancang kota yang sedang ikut tender dan kita sedang memfinalisasi. Banyak pihak yang tertarik, termasuk pengembang lokal dan pemerintah provinsi. Kita juga mau mengakomodasi dengan program yang jelas.

Seberapa luas lahan yang sebenarnya akan dikembangkan?

Hampir 3.000 hektar. Seluas 1.000 ha bagian dari patungan dengan Tiongkok. Sisanya, sekitar 2.000 ha (area) Walini menjadi milik PT Perkebunan Nusantara VIII. Oleh karena itu, kita ingin perencanaan kota yang menyeluruh dan terintegrasi.

Bagaimana pengelolaan bisnis agar menguntungkan?

Tidak bisa dari penjualan tiket. Pengembangan 1.000 ha tidak terlepas dari kontribusi untuk pembayaran utang. Area komersial di stasiun-stasiun tetap ada. Ada pengembangan entertainment area. Kawasan industri potensinya ada, terutama berbasis sektor pertanian dan agrobisnis.

Apakah bisa untuk pembayaran utang?

Oh bisa. Perhitungan sekarang, sekonsevatif-konservatifnya 40 tahun, utang bisa dikembalikan. Agresifnya, kembali 30 tahun kalau harga lebih bagus dari yang diperkirakan, termasuk yang naik kereta cepat lebih banyak. Itu bisa 30 tahun.

Perkebunan teh tetap dipertahankan?

Total area perkebunan teh 130.000 ha di banyak area. Di daerah itu, sekitar 20.000 ha. Yang terambil 3.000 ha. Dari 3.000 ha itu nanti, ada daerah konservasi dan tetap dipertahankan. Ini akan menjadi kota hijau, seperti beberapa negara di Jerman. Ada satu perusahaan yang mengembangkan kota hijau di Jerman dan Inggris. Kita ingin kota percontohan ke depan dan kota-kota lain. Kita juga berkomitmen mengurangi kadar karbondioksida. Kereta api cepat juga bertujuan mengurangi karbondioksida. Jakarta-Bandung itu macetnya sudah seperti apa. Kalau macet, kadar karbondioksida akan seperti apa.

Soal analisis mengenai dampak lingkungan, bagaimana mengantisipasi rawan longsor?

Itu sudah dites, semua sudah dites. Kita pencanangan (kereta cepat), amdal sudah diproses sebagaimana mestinya. Ada 30 hari, masyarakat bisa memberikan masukan dan penyesuaian (adjustment) bisa terjadi. Ada berapa jalur, kita pakai terowongan itu, ada dasar-dasarnya juga. Ada juga di atas jembatan. Semua sudah dipelajari secara teknis. Tiongkok juga sudah membangun (kereta cepat) di daerah tropis. Teknologi Tiongkok cukup baik.

Kapan pengembangan kota Walini dilakukan ?

Kereta cepat jalan dulu. Yang jelas membangun stasiun. Nilainya tergantung dari finalisasi desain. Mal akan seperti apa, yang membangun siapa. Ada sebagian besar stasiun dan daerah komersial yang dibangun oleh konsorsium. Ada area yang kita putuskan, misalnya untuk hotel. Siapa pun bisa, tergantung pendapatannya. Kita kerja sama dengan pihak lain.

Bagaimana menyinkronkan tata ruang?

Makanya, ada perancang kota dan disesuaikan dengan rencana tata ruang wilayah. Kita sudah bicarakan dengan gubernur dan bupati.
(Ferry Santoso)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar